Saturday, March 2, 2013

Akhirnya Release Juga

www.grosirtaskw.com
Alhamdulillah, setelah nyicil beberapa bulan akhirnya jadi juga tempat jualan tas branded kw yang sudah lama saya rencanakan.
Dengan memanfaatkan waktu di akhir pekan, dan dengan mata tertatih-tatih menahan rasa ngantuk di malam hari demi mewujudkan apa yang selama ini saya rencanakan.

Dan setelah mendekati finishing akhirnya saya memilih www.omsepatu.com sebagai nama atau brand usaha saya. Semoga Tuhan Memberikan kelancaran yang bermanfaat.
www.omsepatu.com sendiri adalah sebuah usaha di bidang penjualan tas branded dengan harga yang cukup murah dan terjangkau. Dengan konsep grosir kepada pemilik toko tas, dan retail kepada reseller dropship, maupun kepada end user, di harapkan usaha ini mampu menjadi salah satu alternatif belanja tas bagi para penggemar tas branded.

Kedepan semoga usaha ini semakin besar dan dapat mensuplai setiap outlet penjualan tas branded di seluruh indonesia. Sebuah mimpi, harapan dan cita-cita yang selalu ada di dalam benak saya.
Bagi teman-teman yang ingin mempunyai usaha sampingan tapi tidak mau repot mengurusi pengemasan dan pengiriman barang, bisa mendaftar menjadi reseller kami dengan sistem dropship dengan alamat pengiriman menggunakan nama online shop reseller.

Semoga dengan di launching nya online shop www.omsepatu.com, dapat semakin memudahkan distribusi sepatu branded ke seluruh Indonesia dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang memuaskan.


Mindset, Konsep dan Action-nya Pengusaha Lulusan SD

Pengusaha Lulusan SD
Teman saya yang baik mengatakan "Mindset Is Do'a".
Dan saya sangat setuju dengan apa yang di katakan teman saya, bahwa mindset adalah doa, mindset adalah do'a yang tidak terucap tapi sudah tertanam kuat di alam bawah sadar kita.
Untuk kemudian mindset membawa kita pada sebuah aksi nyata dalam kehidupan demi mengejar apa yang kita cita-citakan, mindset melahirkan motivasi, mindset melahirkan kekuatan dan sebuah idealisme tentang suatu hal  yang kita pegang hingga terbentuk menjadi sebuah prinsip kehidupan.

Mindset sendiri tidak akan bisa memberikan manfaat positif tanpa adanya sebuah konsep dan aksi yang jelas yang akan menjadi koridor yang harus di lalui untuk terwujudnya sebuah cita-cita.
Dengan adanya mindset, konsep dan aksi yang searah, apa yang menjadi tujuan kita akan lebih cepat tercapai.

Mengutip buku best seller berjudul The Secret yang di tulis oleh Rhonda Byrne:
"Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik menarik.
Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Ketika anda membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu di kirim ke semesta dan secara magneti pikiran akan menarik semua hal yang serupa, dan lalu mengembalikan kepada sumbernya, yakni ANDA"

Ternyata kehidupan mendengar gaung suara yang ada di hati dan pikiran kita, entah itu positif atau negatif. Dan kemudian kehidupan memantulkan lagi gaung suara tersebut ke dalam kehidupan kita.
Ternyata begitu besar kekuatan sebuah mindset dalam kehidupan kita.

Ada kenyataan unik dalam kehidupan, seseorang yang notabene mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar, secara finansial mampu mengalahkan seseorang yang mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi.
Kenapa itu bisa terjadi?
Ada yang mengatakan, seseorang yang hanya mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar kalau mau menjalani sebuah usaha tinggal menjalani usaha, langsung merealisasikan, tidak terlalu banyak konsep, tidak terlalu banyak pertimbangan.
Ternyata itu sebuah kesimpulan  yang tidak tepat, karena ketika saya mempunyai kesempatan ngobrol dengan teman saya yang notabene hanya menyelesaikan sekolah di bangku sekolah dasar dan berhasil dalam usahanya, mereka mempunyai konsep usaha yang jelas, mereka mempunyai mindset yang kuat terhadap keberhasilan.
Mereka mempunyai konsep yang sudah mengakar di pikiran, mereka mempunyai konsep yang sudah ada di luar kepala.
Kemudian mereka menjalani aksinya dengan penuh totalitas, dan hebatnya mereka memindsetkan kedalam diri mereka sebuah mindset yang sangat sederhana, bahwa keberhasilan itu urusan Tuhan, kita hanya bekerja dan berusaha.

Perbedaan mindset mengenai keberhasilan antara seseorang yang hanya lulusan sekolah dasar dan seseorang yang lulusan perguruan tinggi menurut saya adalah mereka yang hanya lulusan sekolah dasar, mempunyai mindset yang sangat hebat, mindset yang penuh dengan kerendah hatian, penuh dengan kerja keras, penuh dengan kesabaran.
Sementara kebanyakan yang lulusan perguruan tinggi mempunyai mindset, keberhasilan itu di tentukan oleh kemampuan akal, tepatnya sebuah konsep, kerja keras dan kerja cerdas.

Ternyata kehidupan lebih menyukai orang-orang yang mempunyai kerendahan hati, kerja keras, dan penuh kesabaran dalam menjalani sebuah proses, sehingga gaung keberhasilan mampu terealisasi menjadi bentuk nyata dalam kehidupan kita.

Kata mereka, "Saya mencoba sesuatu yang saya pahami berdasarkan pengalaman-pengalaman waktu ngikut orang laen, dan saya taunya cuma usaha ini (konsep), ya saya jalanin aja (action), yang penting kita kerja keras dan bersabar, kalau urusan hasil mah itu urusan Tuhan (mindset).

Semoga Bermanfaat.

Friday, February 8, 2013

Pembeli Adalah Raja, Penjual Adalah..

Penjual adalah maha raja
Pembeli Adalah Raja
Kita sering mendengar istilah yang mengatakan Pembeli Adalah Raja. Kalau pembeli adalah raja, kemudian si penjual jadi apanya dong?
Istilah tersebut sebenarnya untuk memotivasi penyedia barang untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari penyedia barang,penjual produk kepada pembeli yang mencari produk, karena masih banyak fakta yang kita dapatkan ada seorang penjual yang tidak mampu menghargai pembelinya, tidak mampu memberikan pelayanan yang lebih baik di bandingkan dengan pelayanan yang di berikan kompetitor bisnisnya.

Akan tetapi sering juga karena adanya istilah itu kemudian para pembeli berlaku seenaknya tanpa perasaan, hla wong raja kok, mungkin seperti itu yang ada di pikiran pembeli. Walaupun saya yakin sekali kalau raja yang bijak tidak akan berbuat semena-mena. Contoh kasus pada toko baju, mentang-mentang pembeli merasa dirinya raja, pembeli lebih sering seenaknya memilih baju dan memporak porandakan baju-baju yang sudah terlipat rapi. Iya kalo belinya banyak, hla kalo cuma beli satu dan pakai acara tawar menawar sampai harga yang terjun bebas? itu masih mending, parahnya kalau tidak jadi membeli dan ngeloyor sambil mengatakan "Bajunya tidak ada yang cocok"..
Di sini pembeli benar-benar menjadi raja, raja yang dzolim tentunya.:p

Ada seorang pakar marketing yang mengatakan, kurang lebih; "Kalau dulu pembeli adalah raja, kalau sekarang pembeli adalah maha raja"
Ini lebih mengerikan, kalau raja saja sudah merepotkan apalagi maharaja.
Seperti yang saya ungkapkan pada awal tulisan ini, kalau istilah raja dan maharaja itu mengacu pada peningkatan pelayanan kepada customer atau pembeli, istilah raja dan maharaja itu sah-sah saja, dan cenderung istilah positif untuk memotivasi pembeli untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada pembeli. Tapi kalau raja saja suka pilah-pilih tanpa membeli bagaimana dengan maharaja ya?

Walaupun pembeli adalah raja, si penjual seyogyanya tidak seharusnya pasrah menerima kenyataan ini.. Karena konsumen itu ada dua, yaitu konsumen potensial dan konsumen tidak potensial.
Konsumen tidak potensial biasanya memilih lebih lama, bertanya lebih banyak dan tidak jadi membeli. Motivasinya ada bermacam-macam, bisa tidak suka atau tidak cocok dengan produk yang di cari, bisa juga karena memang bertujuan untuk mencari informasi karena memang tidak membawa uang cukup.
Sementara konsumen potensial adalah konsumen yang datang untuk mencari produk dan benar-benar membelinya. 
Jadi wajar kalau kita masuk ke toko pakaian (kenyataan yang sering terjadi) dimana pelayannya sering kelihatan capai dan lesu karena sering menghadapi kasus seperti ini. Kecuali swalayan ya..

Nah, kalau Pembeli Adalah Raja, kemudian penjual menjadi siapanya sang raja?
Owh, tidak..tidak seharusnya penjual menjadi pelayan raja yang hanya pilah pilih barang dan pergi.
Sudah saatnya ada revolusi untuk penjual, Kalau pembeli adalah raja, atau pembeli adalah maharaja, maka penjual harus bisa menjadi yang lebih hebat dari raja atau maharaja.

Pembeli adalah raja dan penjual adalah PENASEHAT sang raja.
Keren bukan?
Karena memang setiap pembeli lebih sering mudah terpengaruh oleh informasi-informasi yang di berikan si penjual kepada pembeli, maka sudah seharusnya hal ini dapat di pahami oleh penjual, sehingga tidak adalagi raja yang hanya bertanya tidak jadi membeli, raja yang hanya menawar produk dan lari, raja yang hanya menanyakan harga kemudian mengatakan "ah mahal, lebih murah di toko sebelah".
Disitulah penasehat di perlukan untuk membuat sang raja yakin dengan produk yang di jual oleh penasehat raja alias pembeli.

Satu yang perlu di garis bawahi adalah apa yang pernah di katakan oleh Handi Irawan salah satu pakar marketing di Indonesia, yang kurang lebih mengatakan; "Loyalitas konsumen sangat dipengaruhi oleh kualitas dari suatu produk".

Pembeli Adalah Raja, Penjual Adalah Penasehat Raja.

Semoga bermanfaat,





Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More